SKL 9
Indikator : Menjelaskan prinsip-prinsip penting
pada evolusi
A. TEORI-TEORI EVOLUSI
Kata evolusi awalnya
diungkapkan oleh seorang ahli fi lsafat dari Inggris, akan tetapi belum
mengarah pada evolusi kehidupan. Dalam perkembangannya, evolusi digunakan oleh
seorang ahli naturalis untuk menjelaskan fenomena kehidupan yang mengalami
perubahan dari waktu ke waktu. Berikut uraian tentang konsep evolusi yang telah
diungkapkan oleh para ahli.
- Herbert Spencer
Herbet Spencer adalah seorang ahli
fi lsafat dari Inggris yang pertamakali menggunakan istilah evolusi. Menurut
Spencer, konsep evolusi yang dimaksud adalah berkaitan dengan suatu
perkembangan ciri atau sifat dari waktu ke waktu melalui perubahan bertingkat.
Pengertian yang dikemukakan oleh Spencer tersebut menunjukkan terjadinya suatu
proses perubahan. Namun demikian, tampak bahwa pengertian yang dimaksud tidak
terkait dengan kajian biologi, dan pada perkembangannya istilah tersebut
tenggelam bersamaan dengan perkembangan pemikiran para ahli filsafat yang lain.
- J.B. Lamarck
Berbeda halnya dengan Spencer,
Lamarck memunculkan istilah evolusi yang berkaitan dengan bidang kajian biologi
yakni evolusi makhluk hidup. J.B Lamarck mengungkapkan bahwa, makhluk hidup
merupakan tingkat-tingkat perkembangan kehidupan, sedang manusia berada di
puncak perkembangan tersebut. Yang artinya bahwa tidak akan muncul lagi makhluk
hidup yang lebih tinggi tingkat ke sempurnaannya di masa yang akan datang.
Proses perkembangan tersebut menurut Lamarck dipengaruhi oleh kebiasaan.
Kebiasaan tersebut akan menyebabkan perubahan struktur tubuh (anatomi) dan
diwariskan kepada keturunannya. Sebagai akibat pengaruh kebiasaan tersebut,
Lamarck menyimpulkan bahwa organ-organ yang digunakan
akan berkembang sedangkan organ yang
tidak digunakan akan mengalami kemunduran (use and disuse).
Lamarck memberikan contoh fenomena
jerapah sebagai pendukung teorinya. Menurut Lamarck, jerapah pada mulanya
berleher pendek. Karena sering digunakan untuk menggapai pucuk dedaunan yang
semakin tinggi, maka leher jerapah menjadi panjang. Mengapa jerapah harus
menggapai pucuk dedaunan yang tinggi? Lamarck menjelaskan bahwa pucuk di bagian
bawah telah habis dimakan, sehingga untuk mempertahankan hidup maka jerapah
harus menjangkau pucuk dedaunan yang tinggi.
Dari contoh tersebut jelas bahwa
faktor lingkungan yakni pucuk dedaunan yang makin tinggi untuk dijangkau, telah
meme ngaruhi jerapah untuk menjulurkan lehernya. Akhirnya terjadi perubah an
struktur anatomi leher jerapah menjadi semakin panjang dan sifat ini diwariskan
kepada keturunannya
- Charles Darwin
Kalian tentunya pernah mendengar
nama ilmuwan tersebut bukan? Charles Darwin adalah tokoh yang sangat terkenal
dalam kaitannya dengan evolusi. Darwin banyak mengemukakan gagasan-gagasannya
tentang evolusi. Karena pemikirannya tersebut, Darwin dikenal sebagai Bapak
Evolusi.
Pokok-pokok pemikiran yang melandasi
ajaran Darwin mengenai evolusi antara lain:
1) Tidak
ada individu yang identik, selalu ada variasi meskipun dalam satu
keturunan
2)
Setiap populasi cenderung bertambah banyak karena setiap makhluk hidup mampu
berkembang biak.
3) Untuk
berkembangbiak diperlukan makanan dan ruang yang cukup.
4)
Pertambahan populasi tidak berlangsung secara terus menerus, tetapi dipengaruhi
oleh berbagai macam faktor pembatas antara lain makanan dan predasi.
Darwin membantah teori Lamarck yang
mengungkapkan bahwa perkembangan makhluk hidup menuju ke arah kesempurnaan,
dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan diwariskan kepada keturunannya. Dalam
bukunya Th e Origin of Spesies by means of Natural Selection, Darwin menyatakan
dua hal penting sebagai Teori Evolusi yaitu:
a) Spesies-spesies yang hidup
sekarang berasal dari spesies nenek moyangnya yang hidup di masa lalu.
b) Perkembangan spesies dipengaruhi
oleh seleksi alam dan variasi antar populasi.
Fenomena jerapah dengan leher
panjang dijelaskan oleh Darwin dengan melihat dari sudut pandang adanya
variasi. Menurut Darwin, jerapah pada mulanya ada yang berleher panjang dan ada
yang berleher pendek. Jerapah yang berleher pendek tidak mampu bertahan hidup
karena kalah dalam berkompetisi dengan jerapah berleher panjang untuk
memperoleh makanan berupa dedaunan pada pohon yang tinggi. Akibatnya populasi
jerapah berleher pendek menjadi punah dan tinggal populasi jerapah berleher panjang
yang mampu bertahan hidup di lingkungannya (Hukum survival of the fi ttest).
Dari pendapat para ahli di atas,
munculah Teori Evolusi yang terbaru yakni yang dikenal sebagai Teori Sintetik.
Teori ini merupakan gabungan dari teori Lamarck, Darwin, dan hukum
pewarisan Mendel yang isinya mengungkapkan bahwa evolusi terjadi karena
perubahan frekuensi gen dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Ahli lain
bernama De Vries melengkapi teori ini dengan menyatakan bahwa evolusi
terjadi karena perubahan frekuensi gen akibat mutasi.
B. PRINSIP-PRINSIP EVOLUSI
Berbagai macam teori evolusi yang
dicetuskan oleh para tokoh tersebut, akan menjadi dasar pemikiran tentang
evolusi selanjutnya. Proses evolusi dapat dibedakan atas dasar faktor-faktor
berikut.
- Evolusi Berdasarkan Arahnya
Berdasarkan arahnya evolusi
dibedakan menjadi dua:
- Evolusi Progresif
Evolusi progresif merupakan evolusi
menuju pada kemungkinan yang dapat bertahan hidup (survival). Proses ini
dapat dijumpai melalui peristiwa evolusi yang terjadi pada burung Finch.
2.
Evolusi
Regresif
Evolusi
regresif merupakan proses menuju pada kemungkinan kepunahan. Hal ini dapat
dijumpai melalui peristiwa evolusi yang terjadi pada hewan dinosaurus.
- Evolusi Berdasarkan Skala Perubahannya
Berdasarkan skala perubahannya,
evolusi dapat dibedakan menjadi dua:
- Makroevolusi
Makroevolusi adalah perubahan
evolusi yang dapat mengakibatkan perubahan dalam skala besar. Adanya
makroevolusi dapat mengarah kepada terbentuknya spesies baru.
2.
Mikroevolusi
Berkebalikan dengan makroevolusi,
mikroevolusi adalah proses evolusi yang hanya mengakibatkan perubahan dalam
skala kecil. Mikroevolusi ini hanya mengarah kepada terjadinya perubahan pada
frekuensi gen atau kromosom.
- Evolusi Berdasarkan Hasil Akhir
Berdasarkan hasil akhir, evolusi
dapat dibedakan menjadi dua:
- Evolusi Divergen
Evolusi divergen merupakan proses
evolusi yang perubahannya berasal dari satu spesies menjadi banyak spesies
baru. Evolusi divergen ditemukan pada peristiwa terdapatnya lima jari pada
vertebrata yang berasal dari nenek moyang yang sama dan sekarang dimiliki oleh
bangsa primata dan manusia.
2.
Evolusi
Konvergen
Evolusi konvergen adalah proses
evolusi yang perubahannya didasarkan pada adanya kesamaan struktur antara dua
organ atau organisme pada garis sama dari nenek moyang yang sama. Hal ini dapat
ditemukan pada hiu dan lumba-lumba. Ikan hiu dan lumba-lumba terlihat sama
seperti organisme yang berkerabat dekat, tetapi ternyata hiu termasuk dalam
pisces, sedangkan ikan lumba-lumba termasuk dalam mamalia. Agar lebih jelas
tentang evolusi konvergen, perhatikan Gambar di bawah ini
C. MEKANISME EVOLUSI
Proses evolusi dapat terjadi karena
variasi genetik dan seleksi alam. Adanya variasi genetik akan memunculkan
sifat-sifat baru yang akan diturunkan. Variasi genetik ini disebabkan karena
adanya mutasi gen. Seleksi alam juga merupakan mekanisme evolusi.
Individu-indivu akan beradaptasi dan berjuang untuk mempertahankan hidupnya,
sehingga individu akan mengalami perubahan morfologi, fisiologi, dan tingkah
laku. Faktor-faktor yang berpengaruh di dalam mekanisme evolusi antara lain
seperti berikut.
- Mutasi
Peristiwa mutasi akan mengakibatkan
terjadinya perubahan frekuensi gen, sehingga akan mempengaruhi fenotipe dan
genotipe. Mutasi dapat bersifat menguntungkan dan merugikan. Sifat
menguntungkan maupun merugikan tersebut terjadi jika:
a. dapat menghasilkan sifat baru
yang lebih menguntungkan,
b. dapat menghasilkan spesies yang
adaptif,
c. memiliki peningkatan daya
fertilitas dan viabilitas.
Selain menguntungkan, ada kemungkinan
mutasi bersifat merugikan yaitu menghasilkan sifat-sifat yang berkebalikan
dengan sifat-sifat di atas.
2.
Seleksi
Alam dan Adaptasi
Proses adaptasi akan diikuti dengan
proses seleksi. Individu yang memiliki adaptasi yang baik akan dapat
mempertahankan hidupnya, memiliki resistensi yang tinggi dan dapat melanjutkan
keturunannya. Sedangkan individu yang tidak dapat beradaptasi akan mati
selanjutnya akan punah.
3.
Aliran
Gen
Dengan adanya aliran gen maka akan
terjadi perpindahan alel di antara populasi-populasi melalui migrasi dan
individu yang kawin.
4.
Perkawinan
yang Tidak Acak
Perkawinan tak acak dapat
mengakibatkan alel yang membawa sifat lebih disukai akan menjadi lebih sering
dijumpai dalam populasi, sedangkan alel dengan sifat yang tidak disukai akan
berkurang dan mungkin akan hilang dari populasi. Perkawinan yang terjadi antar
keluarga dekat dapat mengakibatkan frekuensi gen abnormal atau gen resesif.
5.
Genetik
Drift
Genetik Drift merupakan perubahan
secara acak pada frekuensi gen dari populasi kecil yang terisolasi. Keadaan ini
dapat Anda jumpai pada populasi terisolir kaum Amish di Amerika, ternyata ada
yang membawa alel yang menyebabkan sifat cebol satu dari setiap seribu
kelahiran.
Hasil perkawinan secara acak tidak
akan mengubah populasi tertentu. Penghitungan populasi secara acak tersebut
dapat ditentukan dengan hokum Hardy Weinberg. Hukum Hardy Weinberg menyatakan
bahwa frekuensi gen dalam populasi dapat tetap distabilkan dan tetap berada
dalam keseimbangan dari satu generasi. Syarat terjadinya prinsip ini adalah:
a. perkawinan secara acak,
b. tidak ada seleksi alam,
c. jumlah populai besar,
d. tidak terjadinya mutasi maju atau
surut,
e. tidak ada migrasi.
Secara umum, hukum Hardy Weinberg
dapat dirumuskan sebagai berikut.
a. Bila frekuensi alel A di dalam
populasi diumpamakan p
b. Frekuensi alel a diumpamakan q
c. Hasil perkawinan heterozigote
antara Aa × Aa akan diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Homozigot dominan AA = p × p = p2
2) Heterozigot 2 Aa = 2p × q = 2pq
3) Homozigot resesif = aa = q × q =
q2
Sehingga persamaan rumusnya adalah:
P2 + 2PQ + Q2
No comments:
Post a Comment